Presiden Direktur PT Merpati Hotasi Nababan di sela-sela acara ulang tahun Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Kamis (13/12) di Jakarta, mengatakan, sesuai dengan rencana pemerintah, Merpati akan diprivatisasi melalui penempatan saham mitra strategis secara langsung. "Rencananya pelepasan saham dilakukan pertengahan tahun depan," kata Hotasi.
Hotasi tidak mengungkapkan nilai dari 40 persen saham tersebut. Menurut dia, seperti proses privatisasi umumnya, nilainya akan sangat tergantung dari persepsi pasar.
Soal calon mitra strategis, Hotasi mengatakan sudah ada beberapa calon, baik dari dalam maupun luar negeri yang menyatakan minatnya masuk di Merpati.
Disebutkan, selain perusahaan maskapai penerbangan, ada juga perusahaan lembaga keuangan. Untuk pengembangan perusahaan, Hotasi mengungkapkan, tahun depan merupakan momen bagi Merpati untuk bangkit.
Selain menambah frekuensi penerbangan di rute yang sudah ada, Merpati juga akan menghidupkan kembali rute tradisional serta membuka rute pendek atau penerbangan komuter.
Rute-rute feeder yang akan dibuka, yakni di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. dengan konsep new commuter service (NCS)
Selain membeli 15 pesawat MA-60 dari China, Merpati juga berencana menambah armada dengan memesan 10 pesawat Cassa 212 dari PT Dirgantara Indonesia senilai 50 juta dollar AS.
Pemisahan MMF
Pada kesempatan itu, Hotasi mengatakan, PT Merpati Nusantara Airlines akan memisahkan pengelolaan manajemen salah satu unit bisnis strategisnya, Merpati Maintenance Facility (MMF). Pada awal tahun 2008 Merpati akan menjual sebagian sahamnya di perusahaan itu.
Dengan pemisahan ini, MMF diharapkan tidak hanya fokus pada perawatan pesawat-pesawat kecil, tetapi juga melayani pesawat-pesawat berbadan besar seperti yang dilakukan oleh Garuda Maintenance Facility (GMF).
Beberapa jenis pesawat yang masuk dalam daftar perawatan MMF, antara lain DHC-6 Twin Otter, Fokker F-27, F-28, F-100, dan Boeing 737 seri 200, 300, serta 400.
Sementara itu, konsumennya, selain maskapai dari dalam negeri, juga terdapat beberapa maskapai dari luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, serta Selandia Baru.
Hotasi mengatakan, pihaknya akan melepas 49 persen saham PT MMF secara bertahap. Tahap pertama 30 persen dan tahap kedua 19 persen. "Dengan demikian, sisanya, 51 persen tetap akan dimiliki oleh Merpati," kata Hotasi. Saat ini 60 persen pesawat Merpati dirawat di MMF. (OTW)
No comments:
Post a Comment